Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi S. Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai.
Kerajaan Kediri lahir dari pembagian Kerajaan Mataram oleh Raja Airlangga (1000-1049). Pemecahan ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan di antara anak-anak selirnya. Tidak ada bukti yang jelas bagaimana kerajaan tersebut dipecah dan menjadi beberapa bagian. Dalam babad disebutkan bahwa kerajaan dibagi empat atau lima bagian. Tetapi dalam perkembangannya hanya dua kerajaan yang sering disebut, yaitu Kediri (Pangjalu) dan Jenggala. Samarawijaya sebagai pewaris sah kerajaan mendapat ibukota lama, yaitu Dahanaputra, dan nama kerajaannya diubah menjadi Pangjalu atau dikenal juga sebagai Kerajaan Kediri.
23blog@vanda
Selasa, 28 Februari 2012
RUNTUHNYA KERAJAAN KEDIRI
Runtuhnya Kediri
Setelah berhasil mengalah kan Kertanegara, Kerajaan Kediri bangkit kembali di bawah pemerintahan Jayakatwang. Salah seorang pemimpin pasukan Singasari, Raden Wijaya, berhasil meloloskan diri ke Madura. Karena perilakunya yang baik, Jayakatwang memperbolehkan Raden Wijaya untuk membuka Hutan Tarik sebagai daerah tempat tinggalnya. Pada tahun 1293, datang tentara Mongol yang dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan untuk membalas dendam terhadap Kertanegara. Keadaan ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Ia bekerjasama dengan tentara Mongol dan pasukan Madura di bawah pimpinan Arya Wiraraja untuk menggempur Kediri. Dalam perang tersebut pasukan Jayakatwang mudah dikalahkan. Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan Kediri.
Setelah berhasil mengalah kan Kertanegara, Kerajaan Kediri bangkit kembali di bawah pemerintahan Jayakatwang. Salah seorang pemimpin pasukan Singasari, Raden Wijaya, berhasil meloloskan diri ke Madura. Karena perilakunya yang baik, Jayakatwang memperbolehkan Raden Wijaya untuk membuka Hutan Tarik sebagai daerah tempat tinggalnya. Pada tahun 1293, datang tentara Mongol yang dikirim oleh Kaisar Kubilai Khan untuk membalas dendam terhadap Kertanegara. Keadaan ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Ia bekerjasama dengan tentara Mongol dan pasukan Madura di bawah pimpinan Arya Wiraraja untuk menggempur Kediri. Dalam perang tersebut pasukan Jayakatwang mudah dikalahkan. Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan Kediri.
MEMAHAMI
MEMAHAMI NAMA DAN SIFAT ALLOH
Telah lama rasanya, muslimah tidak membahas tentang Dzat yang paling mulia untuk dipelajari, yaitu Allah Tabaraka wa Ta’ala. Padahal pengetahuan tentang Allah adalah hal yang paling kita butuhkan dan paling mulia untuk dipelajari, dan tidak akan berhenti kebutuhan kita untuk mempelajarinya. Karena dengan mengenal Allah inilah, akan semakin bertambah keimanan kita, semakin baik ibadah kita dan semakin besar rasa cinta, harap dan takut yang ada pada diri kita dalam setiap amalan ibadah yang kita lakukan.
Tauhid asma dan sifat adalah pengakuan seorang hamba tentang nama-nama Allah yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya ataupun sunnah Nabi-Nya tanpa melakukan empat hal berikut:
1. Penyimpangan (tahrif),yaitu merubah atau mengganti makna dari apa yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya dan yang ditetapkan oleh Rasul-Nya.
2.Penolakan (ta’thil), yYaitu meniadakan nama dan sifat yang telah Allah tetapkan, baik sebagiannya ataupun seluruhnya. Misalnya membatasi sifat Allah hanya bebeberapa sifat saja dan menolak sifat lainnya karena (mereka katakan) akan menyerupakan Allah dengan makhluk. Padahal penetapan sifat Allah tidak berarti menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.
3.Membahas bagaimana bentuk nama dan sifat Allah (takyif), yaitu membatasi bagaimanakah sifat dan nama yang dimiliki oleh Allah.
4. Menyamakan Allah dengan makhluk-Nya.
Inipun tidak mungkin karena Allah tidak serupa dengan hamba-Nya, akan tetapi Allah tetap memiliki nama dan sifat sebagaimana yang ditetapkan oleh-Nya dalam kitab-Nya dan sunnah Nabi-Nya.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (Qs. Asy-Syuura: 11)
Telah lama rasanya, muslimah tidak membahas tentang Dzat yang paling mulia untuk dipelajari, yaitu Allah Tabaraka wa Ta’ala. Padahal pengetahuan tentang Allah adalah hal yang paling kita butuhkan dan paling mulia untuk dipelajari, dan tidak akan berhenti kebutuhan kita untuk mempelajarinya. Karena dengan mengenal Allah inilah, akan semakin bertambah keimanan kita, semakin baik ibadah kita dan semakin besar rasa cinta, harap dan takut yang ada pada diri kita dalam setiap amalan ibadah yang kita lakukan.
Tauhid asma dan sifat adalah pengakuan seorang hamba tentang nama-nama Allah yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya ataupun sunnah Nabi-Nya tanpa melakukan empat hal berikut:
1. Penyimpangan (tahrif),yaitu merubah atau mengganti makna dari apa yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya dan yang ditetapkan oleh Rasul-Nya.
2.Penolakan (ta’thil), yYaitu meniadakan nama dan sifat yang telah Allah tetapkan, baik sebagiannya ataupun seluruhnya. Misalnya membatasi sifat Allah hanya bebeberapa sifat saja dan menolak sifat lainnya karena (mereka katakan) akan menyerupakan Allah dengan makhluk. Padahal penetapan sifat Allah tidak berarti menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.
3.Membahas bagaimana bentuk nama dan sifat Allah (takyif), yaitu membatasi bagaimanakah sifat dan nama yang dimiliki oleh Allah.
4. Menyamakan Allah dengan makhluk-Nya.
Inipun tidak mungkin karena Allah tidak serupa dengan hamba-Nya, akan tetapi Allah tetap memiliki nama dan sifat sebagaimana yang ditetapkan oleh-Nya dalam kitab-Nya dan sunnah Nabi-Nya.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (Qs. Asy-Syuura: 11)
Kamis, 23 Februari 2012
KEDIRI JAMAN PENJAJAHAN
Kediri Jaman Penjajahan
Jepang
Setelah Belanda menyerah
kepada jepang pada tanggal 10 maret 1942, maka kota Kediri pun mengalami
perubahan pemerintahan. Karena wilayah kerja Gemeente Kediri yang begitu kecil
dan tugasnya sangat terbatas, maka oleh pemerintah jepang daerahnya diperluas menjadi
kota. Daerah Kediri Shi atau Kediri Kota dikepalai oleh Shico.
Kediri shi terdiri dari
3 son (kecamatan)dan dikepalai oleh Shonco Son (Camat) yang terdiri dari
beberapa Ku(desa), dimana tiap Ku dikepalai oleh seorang Kucho(kepala desa)
Pemerintahan kediri Shi dipimpin oleh seorang Shico (walikotamadya), dimana
kekeuasaanya tidak saja menjalankan pemerintah otonomi tetapi juga menjalankan
Algemeen Bestuur tidak didampingi oleh DPRD, karena wewenang penuh berada
ditangan Kediri Sicho.
Jumat, 17 Februari 2012
HIDUP ADALAH BELAJAR
Belajar bersyukur meski tak cukup, belajar ikhlas meski tak rela, belajar taat meski berat, belajar memahami meski tak sehati, belajar sabar meski terbebani, belajar setia meski tergoda, belajar memberi meski tak seberapa,belajar mengasihi meski di sakiti, belajar tenang meski gelisah, belajar percaya meski tak berdaya.
Belajar...belajar & terus belajar...
Belajar...belajar & terus belajar...
Langganan:
Postingan (Atom)